bagaimana menurut pendapat kalian jika ada teman bersuudzon kepada kalian

Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan.

Artikel kali ini akan membahas “bagaimana menurut pendapat kalian jika ada teman bersuudzon kepada kalian” mari kita lanjutkan

Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu tugas kalian.

tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan anda dalam menemuka jawaban yang telah ada.

setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman-teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya.

Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan dari “bagaimana menurut pendapat kalian jika ada teman bersuudzon kepada kalian”

Pengertian Suudzon

Setiap orang diciptakan, tidak ada yang sempurna. Namun ketidaksempurnaan ini tidak boleh dijadikan alasan atau acuan untuk membenarkan segala hal yang buruk. Allah menyukai orang-orang yang selalu berpikir positif untuk kebaikan, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga dalam hubungan sosial. Orang yang berpikir positif (memiliki prasangka yang baik) dihargai dan dihormati oleh orang lain. Sedangkan arti Suudzon adalah bahwa orang yang berpikiran negatif (berpikiran buruk) akan mengalami kesengsaraan dalam hidupnya.

Jenis Prasangka Buruk

Jika kita memahami penjelasan di atas, maka ketahuilah bahwa para ulama mengklasifikasikan prasangka buruk atau Suuzhan menjadi 4 jenis:

Haram Suudzon, makna Suudzon kepada Allah dan Suuzhan kepada sesama mukmin tanpa ada bukti atau tanda yang nyata.

Suudzon yang halal, yakni Suudzon kepada orang-orang yang dikenal penuh keragu-raguan seperti itu sering melakukan maksiat. Juga termasuk Suuzhan untuk orang kafir. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:

“Diharamkan suudzon kepada sesama Muslim. Adapun kafir, maka tidak haram berprasangka buruk kepada mereka, karena mereka memang ahli keburukan. Adapun orang yang dikenal sering melakukan kefasikan dan maksiat, maka tidak mengapa kita berprasangka buruk kepadanya. Karena mereka memang gandrung dalam hal itu. Walaupun demikian, tidak selayaknya seorang Muslim itu mencari-cari dan menyelidiki keburukan orang lain. Karena sikap demikian kadang termasuk tajassus“.

BACA JUGA:  Tips Lolos Seleksi Tes Kesehatan untuk Daftar Magang atau Daftar Kerja

Suudzon yang dianjurkan, yaitu suudzon kepada musuh dalam suatu pertarungan.

Abu Hatim Al Busti menyatakan: “Orang yang memiliki permusuhan dan pertarungan dengan seseorang dalam masalah agama atau masalah dunia, yang hal tersebut mengancam keselamatan jiwanya, karena makar dari musuhnya. Maka ketika itu dianjurkan berprasangka buruk terhadap tipu daya dan makar musuh. Karena jika tidak, ia akan dikejutkan dengan tipu daya musuhnya sehingga bisa binasa”

Suudzon yang wajib, yaitu suudzon yang dibutuhkan dalam rangka kemaslahatan syariat. Seperti suuzhan terhadap perawi hadits yang di-jarh.

Jenis Suudzon

Secara umum perilaku Suuzan terbagi menjadi empat yaitu Suuzan yang dilarang, Suuzan yang diperbolehkan, Suuzan yang dianjurkan dan Suuzan yang wajib seperti dikutip dari laman Dorar.

1. Haram Suuzan
Suuzan diyakini haram terhadap Allah SWT dan Suuzan terhadap umat Islam lainnya tanpa bukti yang pasti. Misalnya, seorang istri atau suami menuduh pasangannya selingkuh padahal tidak ada bukti bahwa pasangannya berselingkuh. Hal inilah yang dilarang oleh Allah SWT sebagaimana tertuang dalam Surat Al-Hujarat ayat 12. Contoh lain dari suuzan yang diharamkan adalah anggapan bahwa kecelakaan atau bencana merupakan bentuk hukuman atau kutukan dari Allah Ta’ala. Bahkan bisa jadi ujian untuk meningkatkan derajat keimanan di mata Allah Ta’ala.

2. Suuzan Yang Diijinkan
Suuzan Yang Diijinkan adalah prasangka terhadap orang yang masa lalunya sering melakukan perbuatan maksiat. Ketika terjadi suatu perbuatan yang merugikan orang lain atau lingkungan, seringkali orang itulah yang harus dicurigai terlebih dahulu. Namun, kecurigaan tersebut tidak boleh berlarut-larut. Selain itu, aparat harus mencari bukti yang jelas bahwa yang bersangkutan melakukan perbuatan tercela tersebut. Jika tidak ditemukan bukti nyata, tersangka atau Suuzan harus dihentikan.

BACA JUGA:  tuliskan tiga contoh cara mensyukuri ilmu pengetahuan yang kita miliki

3. Suuzan disarankan
Dalam situasi perang atau keadaan darurat yang mengancam jiwa, kecurigaan direkomendasikan sebagai bagian dari strategi perencanaan. Tanpa kecurigaan yang buruk, seorang Muslim tertangkap basah oleh tipu muslihat musuh dan binasa. Sebuah kompi pasukan, misalnya, memiliki kecurigaan kuat bahwa musuh akan menyerang di suatu tempat, sehingga mereka harus berjaga-jaga di daerah tersebut.

4. Suuzan wajib
Suuzan menjadi wajib jika mengacu pada kemaslahatan hukum Islam. Misalnya, Suuzan melacak perawi hadits yang jujur ​​dan tidak jujur. Jika ada pernyataan buruk bahwa perawi sering melakukan perbuatan jahat, patut dicurigai keabsahan hadits yang diriwayatkannya.

Ciri Ciri Suudzon

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan Suudzon dan larangan prasangka, mari kita lihat ciri-ciri Suudzon. Setidaknya ada 4 ciri utama saham Suudzon, antara lain:

Pertama-tama, saya tidak tahu secara langsung. Biasanya penulis suudzon ini adalah orang yang tidak melihat atau mengetahui secara langsung fakta dari peristiwa tersebut. Dia hanya mendapat pesan berdasarkan apa yang dia dengar atau baca di media sosial.

Kedua, pelaku Suudzon biasanya terbiasa berprasangka buruk. Jadi ketika melihat suatu peristiwa hanya berdasarkan pikiran buruk, maka lahirlah prasangka buruk.

Inilah pentingnya menjauhi prasangka buruk dan memupuk prasangka baik (husnudzon) secara mendalam agar kita tidak terbiasa berprasangka buruk. Manusia dilengkapi dengan akal untuk berpikir sebaik mungkin. Hal ini membedakannya dengan makhluk hidup lain seperti hewan.

Ketiga, tidak sesuai dengan realitas yang ada. Dalam hal ini, bila bahasa, perkataan, atau sikap seseorang tidak sesuai dengan kenyataan, maka disebut Suudzon (opini buruk).

Prasangka demikian biasa juga disebut dengan tuhmah atau tudingan. Menyalahkan orang lain tanpa bukti nyata atas apa yang tidak dilakukan terdakwa.

BACA JUGA:  Tips Mendapatkan Pengalaman Magang di BUMN

Nah, tudingan seperti itu bisa jadi fitnah. Apakah itu sifat Suudzon, Tuhmah atau fitnah, ketiga hal ini saling berkaitan.

Keempat, berdasarkan pengalaman. Salah satu penyebab kemunculan Suudzon biasanya karena ia pernah mengalami pengalaman buruk dengan orang lain, jadi tebakan buruk ini berasal dari pengalaman yang ia alami sebelumnya.

Hal ini menyebabkan pikirannya secara tidak sadar memproses informasi atau berita yang dia dengar tentang orang lain dan kemudian menghubungkannya dengan pengalaman sebelumnya. Meskipun saya tidak yakin apa yang dia yakini benar.

Inilah empat ciri utama Suudzon, keempat ciri ini biasanya saling berkaitan atau saling melengkapi. Seoga kita semua dijauhkan dari prasangka buruk yang tidak baik.

Jadi kesimpulan dari pertanyaan bagaimana menurut pendapat kalian jika ada teman bersuudzon kepada kalia adalah

Menurut pendapat saya apabila teman bersu’udzan kepada saya adalah

  1. Perbuatan tersebut tidak baik, sehingga saya akan menegurnya dengan sopan.
  2. Lalu saya akan bertabayyun, mengklarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar.
  3. Saya juga akan menanyakan maksud teman saya melakukan hal tersebut, apakah karena tidak suka pada saya, atau saya pernah melakukan kesalahan atau hanya brcanda saja.
  4. Kemudian saya akan mencoba berdamai dengannya dan memafkan apa yang dilakukannya.

Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat untuk pembaca***

`